Sejak kecil aku sudah suka
berkhayal. Aku membayangkan bagaimana jika aku bisa terbang. Juga, bagaimana
jika tubuhku bisa menyusut dan masuk ke dalam mobil-mobilan kecil lalu mobil
itu bisa kusetir dan aku bisa berkeliling kemanapun yang kuinginkan (ngng,
ketika kecil, mainanku bukan boneka, memang, tapi banyak yang mobil-mobilan.
-__- Mungkin karena boneka harganya mahal. Kalau mobil ‘kan ada yang dari
plastik. :D). Aku pernah membayangkan bahwa jika aku menutup kepalaku dengan
ember, lalu membaca mantra-mantra, ketika embernya kulepas aku akan jadi
invisible yang tidak terlihat orang-orang.
Kebiasaan mengkhayal itu pasti terbawa
sampai sekarang. Kadang, itu membuatku sedih berlebihan. Sedih, karena, tidak
semua hal yang kubayangkan bisa kuwujudkan, entah dengan cara mudah atau upaya
yang sudah sangat susah payah.
Aku menemukan quote sialan dari
cerpen Dee (yang bahkan padahal belum kubaca bukunya). Katanya begini:
"...dan kamu tahu? Aku tidak butuh dia. Yang kubutuhkan adalah orang yang menyayangi aku... dan segelas air putih."
Setelah googling dan menemukan
cerpen utuhnya, yang judulnya Curhat untuk Sahabat, aku terenyuh. Dadaku
berdesir. Aku ingin menangis, dan aku tahu kenapa ingin menangis. Kenapa Dee
harus sering begitu, sih? Maksudku, kenapa Dee selalu membuat tokoh
perempuannya menyerah, dan berhenti menyayangi siapapun yang disukainya, lalu Dee
membuat si tokoh menyadari bahwa yang harusnya ia lakukan adalah memilih laki-laki
lain yang menyanginya saja.
Aku sedih. Hahaha. Aku sedih tapi
tak mengapa. Aku tahu apa sebabnya, aku tahu bagaimana mengatasinya. :’)
EmoticonEmoticon